Momen Mudik Lebaran, Pedagang Iwak Pakasam di Barabai Panen Pembeli

Momentum mudik lebaran, juga menjadi masa panen pedagang iwak pakasam atau ikan fermentasi di Pasar Agrobisnis Barabai, Hulu Sungai Tengah (HST).

Apr 7, 2025 - 15:39
Apr 7, 2025 - 15:48
Momen Mudik Lebaran, Pedagang Iwak Pakasam di Barabai Panen Pembeli
Salah seorang pedagang pakasam melayani pembeli di Pasar Agrobisnis Barabai, Rabu (03/04/2025). Foto: Kabar Kalsel

KABARKALSEL.COM, BARABAI - Momentum mudik lebaran, juga menjadi masa panen pedagang iwak pakasam atau ikan fermentasi di Pasar Agrobisnis Barabai, Hulu Sungai Tengah (HST).

Selain kue apam, iwak pakasam maupun samu dan wadi merupakan salah satu ciri khas HST. Makanya mudik serasa belum lengkap, kalau tidak menyantap pakasam maupun dibawa pulang sebagai oleh-oleh.

"Alhamdulillah pembeli pakasam mulai ramai sejak hari kedua lebaran," papar salah seorang pedagang bernama Fahrina dikutip dari Antara, Senin (07/04/2025).

Kebanyakan pembuat ataupun pedagang lauk fermentasi populer tersebut berasal dari Desa Mahang Sungai Hanyar, Kecamatan Pandawan, demikian pula Fahrina.

Pun lokasi penjualan pakasam dengan mudah ditemukan. Setiap hari mulai pukul 04.00 hingga 18.00 Wita, berderet belasan pedagang pakasam di teras Pasar Agrobisnis Barabai.   

Adaun pakasam yang dijual berupa ikan sepat biasa, sepat siam, papuyu (betok), haruan (gabus), anak saluang hingga anak kalatau.

Sedangkan harga mulai dari jenis sepat Rp50 ribu per kilogram. Sedangkan papuyu dan haruan seharga Rp80 sampai Rp100 ribu per kilogram. 

Mereka juga menjual telur ikan wadi gabus yang dihargai Rp110 ribu per kilogram. Namun karena keterbatasan stok bahan baku, varian ini kerap kosong.

Baca juga:

Libur Panjang Tekan Kemacetan Arus Balik Lebaran 2025 di Tapin

Momen Puncak Arus Mudik, Bandara Syamsudin Noor Dilintasi Belasan Ribu Penumpang

"Bisa juga membeli dalam eceran seperempat hingga setengah kilogram," tambah Fahrina yang mengaku sudah hampir 30 tahun menjadi pedagang pakasam.

Dalam suasana ramai seperti pascalebaran, hampir rata-rata pedagang dapat menjual sekitar 30 kilogram pakasam per hari. Sedangkan dalam hari-hari biasa, pakasam yang terjual hanya 4 sampai 5 kilogram per hari.

"Biasanya setiap lebaran, pembeli tidak hanya dalam Kalimantan Selatan. Banyak juga dari luar seperti Jakarta, Papua bahkan sampai Arab Saudi," jelas Fahrina.

Baik pakasam, samu maupun wadi dibedakan dari proses pengolahan, kendati sama-sama berjenis lauk ikan asin. 

Wadi sendiri adalah ikan yang diasinkan dalam kondisi setengah basah. Sedangkan samu dilakukan dengan cara melumuri ikan segar dengan beras sangrai bercampur garam.

Pakasam juga sama-sama menggunakan beras sangrai dan garam. Namun pakasam melalui proses fermentasi selama sekitar 3 hari dengan cara ditambahkan air biasa, hingga menghasilkan rasa sedikit asam.

Air fermentasi garam dan beras sangrai yang sudah bercampur ikan segar, juga menghasilkan uyah wadi atau garam berwarna cokelat. Adapun uyah wadi digunakan sebagai saus cocolan buah.

Page 1 of 1
Popular
  1. Dugaan Korupsi Anggaran TP PKK di DPMD, Kejari Batola Sudah Periksa 8 Saksi

  2. Menjelang Kepulangan ke Tanah Air, Jemaah Haji Asal HST Meninggal Dunia di Makkah

  3. Gubernur Kalsel Rotasi Pejabat Eselon II, Berikut Daftar Selengkapnya

  4. Suntik Pengalaman di Lini Belakang, Barito Putera Rekrut Fabiano Beltrame

  5. Lepas Anderson Nascimento, Barito Putera Gaet Haudi Abdillah