KABARKALSEL.COM, JAKARTA - Dipengaruhi perlambatan pertumbuhan ekonomi, penjualan mobil bekas di Indonesia lebih seksi alias menarik dibanding produk baru.
Dikalkulasi oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) hingga akhir 2024, penjualan mobil di Tanah Air sebetulnya menyentuh angka 3 juta unit per tahun.
Namun lebih dari 2 juta unit di antaranya berasal dari pasar mobil bekas. Sementara penjualan mobil baru hanya sekitar 800 ribu unit.
"Perkembangan pasar mobil bekas dipengaruhi perlambatan ekonomi, sehingga berdampak kepada daya beli masyarakat terhadap mobil baru," papar Sekretaris Umum Gaikindo, Kukuh Kumara, dikutip dari CNN, Minggu (25/05/2025).
Selain perlambatan pertumbuhan ekonomi, bisnis mobil bekas telah berubah ke arah yang lebih transparan. Bahkan sekarang banyak dealer mobil bekas berani memberikan garansi terhadap pembeli.
Hal tersebut memberikan efek positif, karena meningkatkan tingkat kepercayaan masyarakat untuk membeli mobil bekas, "Tidak lagi seperti membeli kucing dalam karung," imbuh Kukuh.
Namun demikian, kondisi tersebut cukup disayangkan lantaran tidak mampu memberi pengaruh besar terhadap industri.
Kalau lebih dirinci penjualan mobil baru selama 2024 mengalami penurunan tajam dibanding 2023 dari semula 1.005.802 unit menjadi 865.723 unit atau surut 13,9 persen. Sedangkan hingga Mei 2025, penjualan dirasa belum akan membaik.
Akumulasi wholesales Januari hingga April 2025 terekam turun 2,9 persen dari periode serupa tahun lalu dari 264.014 unit menjadi 256.368 unit.
Sementara total retail Januari hingga April 2025 dibanding periode yang sama tahun lalu surut 7,7 persen.
Penurunan pasar bahkan terjadi lebih dalam rentang April ketimbang Februari 2024. Tercatat dari wholesales 70.895 unit menjadi 51.205 unit atau surut hampir 30 persen.
Penjualan retail atau dari dealer ke konsumen juga surut 25,5 persen. Sepanjang Maret 2025, total 76.582 unit mobil terjual, tapi April 2025 hanya membukukan 57.031 unit.