Apresiasi Semangat Brigade Pangan, Legislator Batola Dorong Perbaikan Tata Kelola Air

Menghindari keterlambatan tanam yang kerap dialami para petani di Kecamatan Jejangkit, anggota DPRD Barito Kuala (Batola) Gunawan, mendorong pemerintah daerah terus memperbaiki tata kelola air.

Jun 19, 2025 - 16:23
Jun 20, 2025 - 13:43
Apresiasi Semangat Brigade Pangan, Legislator Batola Dorong Perbaikan Tata Kelola Air
Anggota DPRD Batola, Gunawan, mendampingi Bupati H Bahrul Ilmi dalam tanam perdana yang diselenggarakan Brigade Pangan Lestari di Desa Jejangkit Muara, Kamis (19/06/2025). Foto: Prokopim Batola

KABARKALSEL.COM, MARABAHAN - Menghindari keterlambatan tanam yang kerap dialami para petani di Kecamatan Jejangkit, anggota DPRD Barito Kuala (Batola) Gunawan, mendorong pemerintah daerah terus memperbaiki tata kelola air.

Perbaikan yang disarankan cukup beralasan, karena Jejangkit kerap dilanda banjir dalam beberapa waktu terakhir.

Terakhir terjadi di musim tanam 2025. Akibat banjir sejak akhir Desember 2024, petani di Jejangkit terpaksa menunda tanam dari seharusnya Maret 2025 menjadi akhir Mei 2025.

Imbasnya hingga pertengahan Juni 2025, baru sekitar 295 hektare lahan yang dapat ditanami padi dari total 9.799 hektare Lahan Baku Sawah (LBS) di Jejangkit.

Pengulangan banjir pula yang dikhawatirkan Brigade Pangan Lestari di Desa Jejangkit Muara. Terlebih mereka dipercaya mengelola 215 hektare lahan pertanian.

Kemudian mereka telah dibantu masing-masing 1 unit peralatan pertanian dari Kementerian Pertanian. Mulai dari traktor roda empat, combine harvester, rotavator dan transplanter, serta 3 pompa air sentrifugal.

Sementara untuk permodalan, Brigade Pangan Lestari sudah mengakses Kredit Usaha Rakyat (KUR) di BRI dengan platform pinjaman sebesar Rp50 juta.

Pun sebanyak 130 hektare telah diolah, dengan 10 hektare di antaranya dilakukan tanam perdana bersama Bupati H Bahrul Ilmi, Kamis (19/06/2025).

"Kami berharap saluran-saluran air bisa terhubung ke Sungai Barito, sehingga Jejangkit tidak terus kebanjiran dan jadwal tanam tidak mundur lagi," ungkap Muhammad Subhan mewakili Brigade Pangan Lestari.

Senada dengan Subhan, Rusbandi dari Brigade Pangan Sahabat Tani di Desa Jejangkit Pasar mengharapkan pemerintah lebih dulu membenahi tata kelola air di Jejangkit.

"Sebelumnya sampai 2005, kami bertani dengan nyaman dan terkendali. Kadang bisa dua sampai tiga kali tanam setahun," kenang Rusbandi.

"Namun setelah 2021 atau sejak perusahaan perkebunan sawit menerapkan pompanisasi dan membuang air dari kebun ke saluran-saluran yang terhubung ke Jejangkit, kami selalu kebanjiran," cecarnya.

Padahal Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan III sudah melarang perusahaan sawit membuang air ke Sungai Alalak yang terhubung langsung ke Jejangkit.

"Makanya kami meminta pemerintah bisa berkomunikasi dengan perusahaan agar tidak lagi membuang air ke Sungai Alalak," tegas Rusbandi.

"Juga menghentikan pompanisasi yang terhubung ke saluran di Jejangkit, khususnya dari Handil 5 sampai 14. Kemudian saluran sekunder yang menuju Sungai Barito jangan ditutup," imbuhnya.

Menanggapi keinginan petani, Gunawan menjelaskan Pemkab Batola telah menyiapkan rencana strategis. Salah satunya normalisasi berbagai saluran yang terhubung ke Sungai Barito maupun Sungai Alalak.

Bahkan dalam beberapa hari kedepan, sejumlah excavator long arm mulai bekerja untuk menormalisasi saluran dari Jejangkit Muara ke Ray 7.

Adapun pekerjaan tersebut terkoneksi dengan proyek normalisasi saluran yang dilakukan Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan III dari Ray 7 ke Handil Bakti. 

"Kami sangat mengapresiasi tanam perdana yang dilakukan Brigade Pangan Lestari. Kami berharap ini menjadi awal yang baik untuk menopang ketahanan pangan nasional," ungkap Gunawan.

"Namun memang faktor yang harus diperhatikan di Jejangkit adalah tata kelola air. Dalam beberapa tahun terakhir, tanam selalu terlambat akibat banjir," imbuhnya.

Selain normalisasi saluran, Gunawan juga mengungkap rencana antara Pemkab Batola bersama perusahaan perkebunan sawit untuk membuka kembali akses-akses yang sempat ditutup. 

Salah satunya saluran menuju Desa Karang Indah di Kecamatan Mandastana yang dulu terbuka, tetapi kemudian ditutup untuk kebutuhan lahan transmigrasi.

"InsyaAllah dalam beberapa tahun kedepan dan melihat semangat Brigade Pangan, ketahanan pangan di Batola tercukupi. Apalagi lahan di Jejangkit masih luas, termasuk kemungkinan menambah LBS," tegas Gunawan. 

Sementara Kepala Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Jejangkit, Agus Suyanto, memaparkan proses tanam di Jejangkit sudah dimulai akhir Mei 2025. Namun luas tanam belum optimal, karena baru 104 hektare. 

"Sedangkan mulai Juni, luas tanam yang ditargetkan Kementerian Pertanian adalah seluas 4.000 hektare. Namun tampaknya hanya bisa direalisasikan seluas 640 hektare," jelas Agus.

Petani yang dapat menanam mulai Mei 2025, sebagian besar menggunakan varietas siam madu. Hanya sekitar 20 persen yang menanam varietas lokal siam karang dukuh.

Sedangkan penanaman Juni dan Juli, dianjurkan menggunakan varietas bantuan pemerintah berupa BP42, siam kabul (Barambai 024), dan siam madu. 

"Melihat pergerakan di lapangan, kemungkinan luas tanam akan menurun akibat jadwal tanam mundur," tukas Agus.

"Makanya kalau tata kelola air lebih baik, tanam bisa dilakukan normal mulai Maret dan target luas tanam akan tercapai," tutupnya.

Page 1 of 1
Popular
  1. Dugaan Korupsi Anggaran TP PKK di DPMD, Kejari Batola Sudah Periksa 8 Saksi

  2. Menjelang Kepulangan ke Tanah Air, Jemaah Haji Asal HST Meninggal Dunia di Makkah

  3. Gubernur Kalsel Rotasi Pejabat Eselon II, Berikut Daftar Selengkapnya

  4. Suntik Pengalaman di Lini Belakang, Barito Putera Rekrut Fabiano Beltrame

  5. Lepas Anderson Nascimento, Barito Putera Gaet Haudi Abdillah