KABARKALSEL.COM, MARABAHAN - Mewujudkan dukungan terhadap program ketahanan pangan, Polda Kalimantan Selatan membagikan ribuan bibit ikan nila kepada warga Desa Bagus, Kecamatan Marabahan, Barito Kuala (Batola).
Bibit diserahkan langsung oleh Kapolda Irjen Pol Rosyanto Yudha Hermawan dalam bakti sosial Sambang Nusa Presisi yang diinisiasi Direktorat Polairud Polda Kalsel, serta didukung oleh Hasnur Group melalui Corporate Social Responsibility (CSR).
Adapun bibit ikan nila yang diserahkan sebanyak 170.000 ekor dan diterima 14 pembudidaya. Kemudian masing-masing 10.000 ekor di antaranya dibagikan bersama 3 unit keramba apung.
Dalam kesempatan yang sama, juga diserahkan 200 paket bahan pokok dan 100 paket bantuan pangan untuk pengentasan stunting kepada sejumlah warga Desa Bagus dan Bantuil di Kecamatan Cerbon.
"Semua kegiatan di Batola merupakan implementasi Asta Cita yang berupaya mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, air, ekonomi kreatif, ekonomi hijau, dan ekonomi biru,” ungkap Rosyanto.
"Tidak hanya di Batola, karena program serupa akan terus dilaksanakan di beberapa daerah lain di Kalsel," tegasnya didampingi Direktur Polairud Kombes Pol Andi Adnan.

Sementara Pemkab Batola melalui Wakil Bupati Herman Susilo, mengapresiasi insiatif Polda Kalsel telah yang memilih Bumi Selidah.
"Kami bersyukur mendapat bantuan dari Polda Kalsel melalui Direktorat Polairud berupa bibit ikan nila, keramba dan bahan pangan untuk pengentasan stunting," sahut Herman.
"Khususnya bantuan bibit ikan nila dan keramba, kami akan melakukan evaluasi agar dapat dikelola dengan baik dan memberi manfaat kepada masyarakat," sambungnya.
Apresiasi kepada Polda Kalsel juga disampaikan Amrullah yang termuat dalam daftar penerima bantuan ribuan bibit ikan nila.
"Tentunya kami senang dan berterima kasih telah dibantu. Terlebih harga nila di pasaran relatif bagus sekitar Rp34.000 per kilogram," beber Amrullah.
"Namun yang menjadi kendala kami sebenarnya adalah harga pakan, karena terus naik. Pakan yang sebelumnya seharga Rp250 ribu, sekarang sudah mencapai Rp400 ribu," tukasnya.
Diharapkan instansi terkait dapat memberikan solusi, "Mungkin melalui bantuan mesin pembuat pakan ikan," tutup Amrullah.