KABARKALSEL.COM, MARABAHAN - Menggunakan dana swadaya, warga sejumlah desa di Kecamatan Jejangkit, Barito Kuala (Batola), memperbaiki jalan yang rusak akibat lebih dari 3 bulan digerus banjir.
Titik kerusakan yang diperbaiki memang tidak lebih dari 100 meter, tepatnya berada di perbatasan Desa Jejangkit Pasar dengan Jejangkit Barat.
Namun fungsi jalan tersebut sangat vital, karena digunakan anak-anak yang bersekolah ke SMPN 2 Mandastana dan SMAN 1 Jejangkit.
Tidak hanya pelajar. Jalan kabupaten selebar kurang lebih 5 meter itu juga digunakan warga setempat yang bekerja di perusahaan perkebunan sawit.
Adapun seluruh permukaan aspal jalan sudah terkelupas. Demikian pula lapisan atas yang terus menerus digerus arus air sejak akhir Desember 2024. Akibatnya muncul lubang-lubang yang kerap menjebak pengguna sepeda motor.
"Atas kesepakatan warga Jejangkit Barat, Jejangkit Pasar, Jejangkit Timur dan Jejangkit Muara, jalan diperbaiki menggunakan dana patungan," papar warga Jejangkit Barat, Lukmanul Hakim, Rabu (09/04/2025).
Baca juga:
Jerit Petani di Jejangkit dan Mandastana Batola, Terancam Gagal Tanam Akibat Air Pasang
Terdampak Air Pasang, Sekolah di Jejangkit Muara Batola Terendam Hingga Teras
"Nilai patungan bervariasi. Kalau warga pemilik sepeda motor boleh menyumbang sukarela. Sedangkan mobil biasa dikenakan Rp50 ribu, pikap angkutan Rp100 ribu dan truk Rp150 ribu," imbuhnya.
Setelah beberapa hari melakukan penggalangan, ternyata uang yang terkumpul belum mencukupi. Diketahui satu rit truk batu base course seharga Rp1,5 juta.
Kemudian Camat Jejangkit, Didik Kaharuddin, juga berpartisipasi dengan bantuan sebesar Rp1,5 juta, "Akhirnya dapat didatangkan tiga rit batu base course dan langsung diamparkan," beber Lukmanul Hakim.
Di sisi lain, aparat desa setempat juga telah berkoordinasi dengan Bupati dan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Batola untuk perbaikan jalan tersebut.
"Sepanjang pengetahuan kami, aparat desa masih tahap koordinasi dengan Bupati dan PUPR Batola, karena jalan tersebut berstatus milik kabupaten," jelas Lukmanul Hakim.
"Sebenarnya tidak cuma perbaikan jalan. Kami juga meminta solusi penanganan banjir, mengingat para petani di Jejangkit tidak bisa beraktivitas di sawah karena air masih dalam," imbuhnya.
Sementara Kepala Dinas PUPR Batola Saberi Thanor, melalui Kabid Bina Marga Edy Supriadi, mengonfirmasi telah menerima proposal terkait perbaikan jalan tersebut.
Baca juga:
Dampak Efesiensi Anggaran di Batola, Wabup Herman Susilo Belum Dapat Tempati Rumah Jabatan
Pembangunan Jembatan Pulau Laut Kotabaru Diklaim Tak Terkendala Efesiensi Anggaran
"Sebenarnya jalan dimaksud sudah masuk perencanaan, karena menjadi bagian dari pekerjaan lanjutan pengaspalan dari Jejangkit Timur menuju Jejangkit Muara," jelas Edy.
"Namun karena efesiensi anggaran, kami belum dapat memastikan pekerjaan akan dilanjutkan dalam tahun anggaran 2025," tutupnya.
Diketahui Dinas PUPR Batola kehilangan anggaran sebesar Rp67 miliar dari Dana Alokasi Khusus (DAK) maupun Dana Alokasi Umum (DAU) akibat efesiensi.
Rinciannya DAK di Bidang Bina Marga sebesar Rp34 miliar, DAK di Bidang Sumber Daya Air Rp5,28 miliar, dan Dana Alokasi Umum (DAU) Specific Grant (SG) Rp27 miliar.
Bidang Bina Marga terdampak paling banyak pascaefesiensi, mengingat anggaran yang sebelumnya telah disusun sebesar Rp70 miliar.